Untuk Saudariku Yang Dirahmati Allah
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Di sini kita bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau ulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Hidupku kini ceria
Lagu ini adalah lagu yang mengiringi kebersamaan kita, empat tahun. Sungguh bukan waktu yang singkat untuk kebersamaan kita.
Susah payah kurangkai kata di atas kertas ini. Sugguh aku butuh kekuatan yang begitu besar dan aku menemukan kekuatan itu pada sebuah kata... Yah sebuah kata sakti mandraguna "PERSAUDARAAN" dan "PERSAHABATAN".
Sahabatku.
Selama kebersamaan kita, mungkin aku belum bisa seperti tangan dan mata untukmu. Aku belum bisa menangis seperti mata kala tangan terluka. Dan aku juga belum bisa menjadi tangan untuk menghapus air mata kala mata menangis. Sahabatku... maafkanlah aku.
Bila melihat kebelakang aku sungguh merasa malu hati dan kerdil. Tak banyak hal yang bisa kuberikan kepadamu.
Kita telah menoreh sejarah bersama ketika kita berjuang di kampus kita tercinta. Di sana kita belajar tentang arti banyak hal, keimanan, cinta, persahabatan, persaudaraan dan tentunya perjuangan untuk memperoleh masa depan.
Sahabatku…
Sejarah yang telah kita ukir bersama senantiasa hadir sebagaimana embun di pagi hari. Menyejukkan ruang-ruang kalbu, sejuk, tapi kemudian cepat menghilang ketika mntari muncul. Seperti itulah adanya diriku, secepat itu aku ingat, secepat itu pula aku lupa.(Insya Allah apa yang telah kita lalui akan selalu tersimpan di hati ini). Maaf sekali lagi maaf.
Sahabatku…sebenarnya aku malu mengingat bagaimana jahilnya aku padamu, hingga sering kali kubiarkan dari bibir ini terlontar kata-kata pedas dan membuatmu terluka. Bahkan mungkin membuatmu menangis. Aku juga malu karena begitu cepat melupakan kebaikan-kebaikan yang telah engkau berikan. Maaf…maafkan diriku
Sahabatku…
Sejarah kita di masa lalu memang terlalu manis untuk dilupakan.. jika memang perpisahan harus terjadi…tenanglah..
You ‘re not alone
I am here with you
Thought we’re far apart
You’re always in my heart…
Sahabatku..
Aku selalu berharap rangkaian kata dan kertas buruk rupa ini bukanlah yang terakhir kali aku buat untukmu. Jadi aku berharap akan tetap ada pertemuan-pertemuan selanjutnya yang akan memperkuat simpul silaturahmi kita selain lewat doa yang senantiasa kita munajatkan kepada Allah. Doa yang selalu mengharapkan keridoan Allah untuk kita semua.
Sahabatku..
Apakah kau tau hubungan antara kedua bola matamu?
Kalau kau tak tahu, maka aku ingin memberi tahumu sesuatu..
Sahabatku.. kedua bola matamu..mereka berkedip bersama..mereka bergerak bersama…menangis bersama..melihat bersama dan terpejam bersama… tahu tidak??? Walau mereka selalu melakukan apa-apa bersama.. tapi mereka tak bisa melihat satu sama lain..
Aku harap hubungan kita juga akan seperti kedua matamu.. meski nanti kita tak saling melihat kita akan tetap merasa bersama.. karena kita bersahabat dan bersaudara.
Aku tak mengetahui apa yang akan Allah putuskan akan diriiku dan juga dirimu. Oleh karena itu aku berpesan agar dirimu senantiasa mengingat kehadiranNya. Di saat sepi, di saat ramai, di saat sendiri, di saatt bersama, di saat senang ataupun susah.
Sahabatku.. malaikat Izrail senantiasa mengawasi kita, menunggu kapan Allah memerintahkan kapan mencabut nyawa. Boleh jadi kemarin dan sekarang malaikat Izrail hanya melewati kita karena mencabut nyawa orang lain. Tapi bisakah kita memastikan sedetik ke depan, besok atau lusa?
Sahabatku… akan ada luka pada setiap pertemuan..ada duka dari setiap pertengkaran..ada kebencian dari setiap amarah.. namun aka nada suka cita saat saling memaafkan..
Sahabatku…
Aku ingin melihat wajahmu di kemudian hari dengan rasa kerinduan dan diiringi senyuman. Aku senantiasa berharap kita akan selalu saling menasehati dalam kebaikan.
Sahabatku.. kucukupkan suratku sampai di sini kuharap kita akan berjumpa lagi.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Sayangku untukmu
0 komentar:
Posting Komentar