Selamat Datang di Personal Weblog anjas-bee dan Terima Kasih Atas Kunjungannya

Senin, 20 Maret 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 - Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid

 

Oleh

ANJASMORO

SMAN 5 Bengkulu Tengah

CGP Angkatan 6 Kabupaten Bengkulu Tengah

 

“Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika anda bertanya kepada orangorang kreatif bagaimana mereka melakukans sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat. Karena itu mereka mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan mensintesis hal-hal baru”

-Steve Jobs-

 

Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

 

Materi dalam Modul 3.3 ''Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid'' memberikan kesan tersendiri bagi saya, karena dalam materi ini memberikan pengalaman baru mengenai bagaimana membuat program yang mendorong suara/pilihan dan kepemimpinan murid / student agency yang berdampak positif bagi murid, serta membentuk karakter murid yang berkesesuaian dengan profil pelajar pancasila. Benang merah yang dapat ditarik dari keterkaitan antar materi yang diberikan dalam modul 3.3 adalah bahwa dalam merencanakan suatu program sekolah yang berdampak pada murid, hendaknya tujuan program tersebut mengandung unsur-unsur tahapan 5D/ BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi) dan menggunakan strategi MELR (Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting) serta Manajemen Resiko. Keterlaksanaan dan kesuksesan tujuan program sekolah tentunya dipengaruhi oleh berbagai aspek misalnya sumber daya sekolah itu sendiri. Untuk itu, penting dilakukan pemetaan sumber daya atau identifikasi terhadap aset/ modal yang dimiliki oleh sekolah seperti modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/ alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Sekolah dapat mengefektifkan potensi sumber daya, aset/ modal tersebut sebagai kekuatan dalam pengembangan sekolah melalui program yang berdampak pada murid. Murid adalah sosok merdeka belajar sehingga harus diberikan kebebasan dalam berfikir, berkreasi dan berinovasi tanpa adanya tekanan.

Konsep BAGJA hadir sebagai model manajemen perubahan yang membantu mewujudkan murid merdeka belajar di sekolah. Konsep ini juga dikenal dengan strategi 5D yaitu Define, Discovery, Dream, Design and Destiny. Define diartikan pentingnya menentukan suatu arah dan tujuan dari program yang akan dilaksanakan. Hal ini dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan utama yang dibuat untuk mengarahkan kepada penelusuran hal-hal yang akan dilakukan. Discovery diartikan sebagai cara untuk menemukan potensi terbaik yang dimiliki atau dikenal dengan tahap pencarian jati diri. Dapat dilakukan dengan mengambil pelajaran pada peristiwa yang terjadi sebelumnya. Dream diartikan dengan harapan, mimpi dan segala hal yang mungkin menjadi cita-cita bersama melalui program yang direncanakan. Tentunya mimpi ini dapat dicapai jika ada kolaborasi dan dukungan dari seluruh warga sekolah serta stakeholder yang ada. Design merupakan rancangan langkah strategi untuk melaksanakan program. Strategi yang efektif diperlukan untuk mencapai visi misi. Hal ini dapat dikembangkan ke hal-hal positif yang menjadikan murid merasa aman, nyaman dan bahagia. Sehingga, diperlukan Destiny atau cara membangun budaya melalui inovasi pembelajaran dan kreativitas yang tinggi dalam model pembelajaran.

Dalam melaksanakan program sesuai strategi yang telah direncanakan, tentunya tidak menutup kemungkinan ada hal-hal yang dapat menjadi kendala atau hambatan di luar dari yang direncanakan. Untuk itu, sebagai pemimpin pembelajaran perlu melakukan kegiatan  monitoring, evaluasi (sebagai bentuk penilaian retrospektif dan wujud refleksi program yang berdampak pada murid),  pembelajaran dan laporan program atau disingkat dengan MELR serta memperhatikan manajemen resiko untuk meminimalisir resiko atau hal-hal yang diluar rencana.

 

Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

 

Kepemimpinan murid/student agency merupakan kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Kegiatan murid pada saat menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka (Agency), sebenarnya pada proses tersebut mereka (murid) memilki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemimpinan (ownership) 

 

Suara (voice) merupakan gagasan, pandangan, keinginan, kebutuhan yang diekspresikan melalui partisipasi aktif mereka dikelas, sekolah, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya.

Pilihan (choice) merupakan kesempatan yang diberikan kepada murid untuk memilih cara dan proses mereka belajar, serta bagaimana mereka akan menunjukan pemahaman mereka.

Kepemimpinan (ownership) merupakan pada saat murid terhubung secara fisik, kognitif, atau sosial emosional dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukan minat dalam proses belajarnya, sehingga mereka (murid) merasa memilki proses belajarnya.

Sedangkan tugas kita sebagai pendidik, sebenarnya hanya menyediakan dan memfasilitasi lingkungan yang dapat menumbuhkan kemimpinan murid untuk menuangkan ide-ide dan gagasannya dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian murid, sehingga pada proses tersebut murid memilki suara, pilihan dan kepemilikan dalam proses apa yang mereka pikirkan dan bagaimana cara melaksanakannya serta mereflesikan setiap tindakan yang mereka lakukan.

 

Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

 

Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

 

Dapat disimpulkan bahwa sebagai pemmimpin pembelajaran hendaknya Pengelolaan Program Sekolah harus berdampak positif bagi murid, hal ini bertujuan untuk merawat dan menuntun tumbuh kembang murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.

 

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Dalam mengaplikasikan program sekolah yang berdampak bagi murid, guru penggerak memilki peran yang sangat penting untuk dapat tergerak, bergerak dan menggerakan dan berpartisipasi aktif dalam organiasai profesi, dan komunitas sekolah untuk menunjang terlaksananya program sekolah yang berdampak positif pada murid.

 

 

 

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

 

Untuk mewujdukan pengelolaan program yang berdampak pada murid, hendaknya selaras dengan visi guru penggerak yaitu, bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan menjalankan renacana program sekolah melalui dukungan pemangku kepentingan dalam mendukung eskositem pada proses pembelejaran yang berpihak pada murid.

 

Modul 1.4 Budaya Positif

 

Pengelolaan program yang berdampak pada murid diharapkan dapat memberikan dampak positif, dengan terwujudnya budaya positif berkelanjutan dilingkungan sekolah, sehingga pembelajaran selaras dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.

 

Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Dalam mengelola program yang berdampak pada murid, sudah seharusnya program tersebut dapat memenuhi kebutuhan murid yang memilki karakteristik yang berbeda-beda, dengan memberdayakan murid  sebagai pribadi unik yang memiliki bakat dan potensi yang berbeda maka dalam pembelajaran diterapkan diferensiasi, sehingga kebutuhan murid berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid dapat terepenuhi dengan baik.

 

Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

 

Untuk merencanakan program yang berdapak pada murid, perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional  pada proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran penuh (mindfullness) murid, sehingga pada saat mengimplemtasikan program sekolah murid dapat memilki rasa empati,ketenangan, termotivasi, dan memilki sikap tanggung jawab.

 

Modul 2.3 Coaching sebagai Supervisi

 

Sedangkan, pendidikan pengembangan karakter positif pada murid, dapat dikembangkan melalui proses coaching, hal ini dilakukan sebagai langkah untuk menggali potensi dan melajitkan kinerja murid untuk dapat menemukan solusi atas permaslahan yang dihadapi pada saat menjalankan program yang berdampak positif bagi murid, maka dari itu sikap kreatif, inovatif dan sikap kritis murid sanat diperlukan untuk terciptanya murid yang merdeka dalam proses belajarnya.

 

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 

Pemimpin pembelajaran merupakan orang-orang yang mau melakukan perubahan ke arah yang positif dan senang berkolaborasi, sehingga pada prosesnya sebagai pemimpin pembeajaran akan mendapatan permaslahan-permalsahan seperti dilema etika maupun bujukan moral, maka agar pada saat megambil keputusannya dapat bermanfaat bagi orang sekitar, perlu memperhatikan 3 prisnip berpfikir, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

 

Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

Pengelolaan sumber daya yang berdampak pada murid, hendaknya memperhatikan modal aset yang dimiliki oleh sekolah melalui pemetaan modal aset seperti modal modal manusia, modal fisik, modal sosial, modal finansial, modal politik, modal lingkungan/ alam, serta modal agama dan budaya. Sehingga pemanfaatan sumber daya menjadi prioritas seluruh warga sekolah untuk mewujdukan prorgam pengelolaan yang berdampak pada murid.

 

Dengan memperhatikan keterakitan seluruh materi modul 3.3 dengan modul sebelumnya.

Dapat disimpulkan bawha pada pengelolaan program sekolah harus berdampak positif bagi murid melalui perencanaan yang matang dalam memetakan sumber daya yang ada disekolah sebelum mengambil sebuah keputusan secara bersama-sama mengenai program yang berdampak bagi murid. Melalui program sekolah yang berdampak positif pada murid tentunya memberdayakan siswa sebagai pribadi unik yang memiliki karakteristik dan bakat, serta potensi yang berbeda-beda, sehingga dalam proses pembelajaran dapat diterapkan pembelajaran yang berdiferensiasi. Hal ini dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang selaras dengan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara. Sedangkan nilai dan peran guru penggerak untuk melaksanakan visi membangun budaya positif yang berkelanjutan di sekolah, dan untuk pengembangan karakter positif bagi murid, maka pembelajaran soisal emosional dan coaching dapat diterpkan sehingga dapat melahirkan profil pelajar Pancasila yang berbudaya positif.

 

Setelah melihat keterkaitanantara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program  atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

 

Menurut saya, program atau kegiatan sekolah pada pengelolaan program tersebut melalui perencanaan yang matang dan diselenggarakan berdasarkan kebutuhan murid sesuai karakteristik lingkungan melalui memetakan sumber daya (modal aset) sebagai kekuatan atau potensi. Perencanaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan langkah BAGJA (B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, j-abarkan rencana, dan A-tur eksekusi), sehingga program-program tersebut dapat menumbuhkan kepimpinan murid yang akan dikembangkan, dan melibatkan murid dalam mendorong suara, pilihan dan kepimpinannya untuk mencapai sebuah kesepakatan.

 

SALAM DAN BAHAGIA

GURU PENGGERAK : TERGERAK, BERGERAK DAN MENGGERAKKAN

Rabu, 15 Maret 2023

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

 

OLEH

ANJASMORO

SMAN 5 BENGKULU TENGAH

CGP ANGKATAN 6 KABUPATEN BENGKULU TENGAH

 

Tujuan Pembelajaran

CGP dapat mengembangkan ide menjadi sebuah prakarsa perubahan dalam benuk rencana program/kegiatan yang memanfaatkan model manajemen BAGJA

 

Program Yang Akan dikembangkan : SAMULISAM (Satu Murid Lima Sampah)

 

Latar Belakang

Sampah yang berserak akan membuat lingkungan sekitar menjadi tidak bersih. Sampah yang berserakan juga akan menganggu keindahan dan ketertiban lingkungan. Untuk itu permasalahan sampah merupakan permasalahan yang kompleks dan harus diselesaikan bersama. Keindahan dan kebersihan merupakan tanggung jawab bersama.

 

Tujuan

Program ini bertujuan agar murid memiliki kesadaran bahwa kebersihan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama.

 

Alasan Pemilihan Program

Saat ini, murid cenderung sangat cuek terhadap lingkungan sekitar. Pun termasuk dengan sampah yang berseraan di sekitarnta.

 

Deskripsi Singkat

SAMULISAM atau Satu Murid Lima Sampah merupakan program yang dirancang untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas sampah. Kegiatan ini dalam lingkup ruang kelas dapat dilakukan sebelum jam masuk dimulai, murid mengambil sampah yang ada di sekitarnya dan mengumpulkan atau membuangnya ke tempat yang telah disediakan. Kegiatan ini dalam lingkup yang lebih besar dapat dilakukan setiap hari Sabtu, setelah murid senam, sambil menuju kelas masing-masing maka murid mengambil sampah yang ada di sekitarnya.

 

1.    Dasar Filosofi Pemikiran KHD

"Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya. Dan dapat kita teruskan kepada anak cucu kita yang akan datang."

 

2.    Poin Komponen Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan

 

Beriman, bertaqwa Kepada Tuhan YME,

 

 Menumbuh kembangkan kepemimpinan murid akan mendorong murid untuk mengembangkan   berbagai sikap- sikap positif yang merupakan pengejawantahan dari iman, ketakwaan dan akhlak mulia.

 

Bernalar kritis,

 

Menumbuhkembangkan murid mengungkapkan ide/gagasan terhadap program ini dilaksanakan, dimulai dari menyusun rencana, melaksanakan, sampai mengevaluasi program ini.

 

Mandiri

Secara individu murid mampu mengelola diri dengan bertanggungjawab terhadap hasil kesepakatan.

 

Bergotong royong

Mendorong kepemimpinan murid akan melatih murid untuk terlibat dan berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama dan berkontribusi dalam masyarakat yang lebih luas.

 

3. Karakteristik Lingkungan pendukung tumbuhnya kepemimpinan murid yang dikembangkangkan

 

Lingkungan yang mengembangkan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif,diharapkan kegiatan ini dapat mengembangkan siswa untuk melakukan hal-hal secara positif untuk dirinya sendiri serta memberikan pengaruh positif kepada kehidupan orang lain dan sekelilingnya.

 

4. Prakarsa Perubahan

 

"Menumbuhkembangkan Karakter Siswa yang Religius dan cinta kebersihan dengan program SAMULISAM.

 

5. Tahapan Prakarsa

         Untuk memudahkan program ini dengan menggunakan tahapan BAGJA

 

  

 

B ( Buat Pertanyaan)

 

Buat Pertanyaan utama :

 

(1). Bagaimana cara menumbuhkembangkan  pola pikir dan emosi yang positif serta melakukan hal-hal positif pada siswa yang berpengaruh kepada dirinya,orang lain dan sekelilingnya?

 

 

(2). Bagaimana cara menciptakan lingkungan yang bersih dengan SAMULISAM?

 

Tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban:

 

1.Dialog bersama kepala sekolah serta rekan sejawat tentang bagaimana menumbuhkan pola pikir dan emosi positif serta melakukan hal-hal positif yang berpengaruh kepada dirinya,orang lain dan sekelilingnya.

 

2.Mengajak diskusi murid-murid kelas X, XI dan XII tentang bagaimana menumbuhkan pola pikir dan emosi positif serta melakukan hal-hal positif yang berpengaruh kepada dirinya,orang lain dan sekelilingnya.

 

 

 

Rencana untuk melibatkan suara/pilihan/kepemilikan Murid 

 

Melakukan sesi dialog dengan perwakilan siswa membahas tentang program yang berdampak positif yang perlu mendapatkan perhatian dan menampung ide dan aspirasi mereka.

 

Aspek sumber Daya yang dapat diberdayakan pada tahap ini:

 

(a). Murid

(b). Rekan Guru

(c). Kepala Sekolah

 

Waktu yang diperlukan : Satu Hari

 

Penanggung Jawab Kegiatan pada tahap ini : CGP, Wali Kelas dan Pembina 7K

 

 

A (Ambil Pelajaran)

 

Pertanyaan 

 

(1) Kegiatan apa saja yang dapat mengembangkan pola pikir,emosi serta hal-hal positif di sekolah ?

 

(2) Apa yang dirasakan siswa jika dapat melakukan hal-hal yang positif bagi dirinya,orang lain dan sekelilingnya?

 

(3) Kegiatan sekolah apa yang dapat membantu menumbuhkan pola pikir,emosi serta hal-hal positif untuk dirinya,orang lain dan sekelilingnya?

 

Tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban :

(a). Mengidentifikasi kegiatan yang sudah dan akan dilaksanakan di sekolah bersama Kepala Sekolah dan rekan guru

(b). Survai melalui wali kelas dengan memberikan pertanyaan yang telah diidentifikasi sebelumnya denagn murid

(c).Dengan bantuan pembina 7K dan wali kelas memotivasi murid dan menyampaikan manfaat kegiatan SAMULISAM ketika awal pembelajaran.

 

Rencana untuk melibatkan suara/pilihan/kepemilikan Murid 

 

Curah pendapat dengan murid tentang kegiatan tarjamah surah pendek setiap hari yang menumbuhkembangkan emosi positif dan pembiasaan positif.

 

Aspek sumber Daya yang dapat diberdayakan pada tahap ini: Murid, Guru Pembina 7K, Wali Kelas

 

Waktu yang diperlukan : Satu Hari

 

Penanggung Jawab Kegiatan pada tahap ini : CGP, Pembina 7K, Wali Kelas

 

G ( Gali Mimpi)

 

Buat pertanyaan

(1) Apa kebiasaan-kebiasaan baru yang kami bayangkan ketika pembiasaan positif SAMULISAM?

 

(2) Apa hal-hal baru yang kami lakukan setelah terwujudnya imtaq,akhlak mulia,mandiri dan bernalar kritis, dan gotong royong terwujud?

 

Tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban :

 

(1). Mengajak rekan guru dan murid untuk membuat daftar harapan dan evaluasi mengenai pelaksanaan kegiatan ini sebelum dan sesudah Program" SAMULISAM"terwujud

 

(2). Memajang harapan-harapan murid tersebut dikelasnya masing-masing

 

 

Rencana untuk melibatkan suara/pilihan/kepemilikan Murid 

 

(1). Berdialog dengan murid mengenai daftar harapan dan evaluasi tentang program ini

(2). Setiap murid ditugaskan untuk memberikan ide/gagasan harapan dengan terlaksananya program SAMULISAM.

 

Aspek sumber Daya yang dapat diberdayakan :

 

(a). Murid

(b). Wali Kelas

 (c). Kelas

 

Waktu Yang diperlukan  : Satu hari

 

Penanggungjawab Kegiatan : Pembina 7K dan Wali Kelas

 

 

J- Jabarkan Rencana

 

Buat pertanyaan 

 

(1) Langkah pertama yang harus dilakukan seperti apa?

 

(2) Apa tindakan/usaha yang dapat mendukung agar program "SAMULISAM" dapat mencapai sikap religius?

 

(3) Bagaimana mengukur kemajuan dan keberhasilan program tersebut?

 

Tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban :

 

(1) Mendiskusikan rancangan program kegiatan yang terdiri dari wali kelas,perwakilan murid dan guru agama

(2) Membentuk tim dari perwakilan siswa dan guru

(3) Membuat catatan perkembangan dan evaluasi program

 

Rencana untuk melibatkan suara/pilihan/kepemilikan Murid 

(1). Membentuk tim dan penanggungjawab bersama siswa

(2). Membuat jadwal yang bertugas dalam setiap harinya kegiatan program SAMULISAm bersama siswa

Aspek sumber Daya yang dapat diberdayakan :

 

(a). Murid

(b). Wali Kelas dan guru pembina 7K

(c) Kelas

 

Waktu yan diperlukan: Satu hari

 

Penanggungjawab Kegiatan : Guru CGP, pembina &K

 

 

A - Atur Eksekusi

Buat pertanyaan

(1)Siapa saja yang dilibatkan dalam kegiatan ini?

(2) Apa saja peran yang dibutuhkan dan siapa saja yang mengisi peran tersebut?

(3) Siapa yang bertanggungjawab agar program ini tetap berkelanjutan ?

(4)Kapan kegiatan ini akan dimulai?

 

Tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban :

(1) Menyusun Tim Pelaksana program " SAMUSALIM"dan tim pemantau

(2) Membuat daftar nama siswa yang bertugas pada setiap harinya

(3) Melakukan evaluasi program dalam seminggu sekali

 

 

Rencana untuk melibatkan suara/pilihan/kepemilikan Murid 

(1). Bersama murid guru memberikan kesempatan kepada murid untuk membagi mengambil sampah

(2) Setiap Kelas melaporkan perkembangan kegiatan program SAMUSALIM

 

Aspek sumber Daya yang dapat diberdayakan :

(a). Murid

(b).Wali Kelas dan Guru 7K

(c) Kelas

 

Waktu yang diperlukan : Satu hari

 

Penanggungjawab Kegiatan : Guru Agama/CGP

 

 

 

Kamis, 23 Februari 2023

3.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


 Oleh :

Anjasmoro

CGP Angkatan 6 Kabupaten Bengkulu Tengah

Fasilitator : Hj. Ucu Julaeha, M.Pd

Pengajar Praktik : Mulia Triska Putri, M.Pd


Tujuan Pembelajaran Khusus:

  1. CGP dapat menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada.
  2. CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada.
  3. CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video.
  4. CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini.
Link Video: https://youtu.be/YMflitCt1yI

Berdasarkan video yang terdapat pada tautan https://youtu.be/YMflitCt1yI , saya dapat menyimpulkan bahwa visi sekolah yang paling memungkinkan dari video tersebut adalah "Mewujudkan peserta didik yang religius, kreatif, inovatif dan berdaya saing". Dengan prakarsa perubahan yang digagas oleh  guru tersebut adalah mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam upaya meningkatkan semangat belajar murid.

Dari tayangan video yang ditampilkan, pertanyaan utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah "Apa yang harus dilakukan dalam mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk meningkatkan semangat belajar murid?".

Dari video kita juga dapat melihat kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh guru dalam yang menunjukkan tahapan BAGJA sebagai berikut :


B (Buat pertanyaan)

Pertanyaan: "Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk meningkatkan semangat belajar murid?"

Tindakan: 

  • Guru menggali informasi dari berbagai sumber tentang cara meningkatkan semangat belajar murid.
  • Guru berdiskusi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat tentang pentingnya kelas yang nyaman dan menyenangkan bagi murid.
  • Guru berdiskusi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat tentang bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dalam upaya meningkatkan semangat belajar murid.


A (Ambil pelajaran)

Pertanyaan:

  • Bagaimana mengatur kelas yang nyaman dan menyenangkan?
  • Kelas mana di sekolah ini yang sudah berhasil membuat kelas yang nyaman dan menyenangkan?

Tindakan:

  • Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi dari murid dari pendapat dan pengalaman murid tentang apa saja hal-hal yang dapat meningkatkan semangat belajar.
  • Guru mencari kelas yang sudah mewujudkan kelas impian murid.
  • Murid diajak untuk mengambil pelajaran dari kelas lain untuk menambah inspirasi kelas yang membuat semangat.

G (Gali mimpi)

Pertanyaan:

  • Apakah yang dibayangkan murid tentang kelas impian mereka?
  • Kelas impian seperti apa yang di inginkan oleh murid?
  • Kelas impian seperti apa yang dapat meningkatkan semangat belajar murid?

 Tindakan:

  • Murid diminta diminta untuk memejamkan mata dan membayangkan tentang kelas impian mereka
  • Murid menggambarkan kelas yang nyaman sesuai yang mereka bayangkan.
  • Murid mempresentasikan gambaran kelas yang nyaman.


J (Jabarkan Rencana)

 Pertanyaan:

  •  Apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan sesuai impian murid?
  • Apa yang dibutuhkan dan dilakukan untuk mewujudkan kelas impian sesuai keinginan murid?

Tindakan:

  • Guru berdiskusi serta berkolaborasi dalam menuliskan hasil pemikiran dan membuat catatan target yang ingin dicapai tentang kelas yang nyaman dan menyenangkan sesuai impian murid.
  • Murid diajak berkontribusi menentukan kebutuhan dalam mewujudkan kelas impian yang dapat menjadi penyemangat belajar.
  • Murid dibentuk menjadi beberapa kelompok.
  • Murid diberi kesempatan berkontribusi untuk menentukan pembagian tugas dalam kelompok.


A (Atur Eksekusi)

Pertanyaan:

  • Kapan waktu untuk memulai dan siapa yang dilibatkan dalam penyusunan kelas yang nyaman dan menyenangkan?
  • Siapa yang mengarahkan/memantau serta mendampingi dalam pelaksanaan dan memecahkan kesulitan dalam pelaksanaan mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan?

Tindakan:

  • Guru mengeksekusi tindakan dengan membentuk murid ke dalam beberapa kelompok kerja dengan tugas yang telah ditetapkan. Pembagian tugas kelompok terdiri dari kelompok yang bertugas membersihkan kelas, membuat hiasan dinding, menyusun bangku, menata buku, dan memasang hiasan pada dinding. 
  • Guru melakukan pendampingan serta membantu murid apabila menemukan kendala.
  • Guru memberikan apresiasi kepada semua murid setelah selesai membuat ruang kelas yang nyaman dan menyenangkan.


Peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video

  • Guru menerapkan pendekatan berbasis aset karena guru fokus memanfaatkan aset dan kekuatan yang dimiliki oleh kelas dan sekolah.
  • Guru membayangkan kesusksesan yang akan diraih di masa depan.
  • Guru mampu mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya yang ada dan mampu membuat rencana berdasarkan visi dan kekuatan yang ada.
  • Guru mampu mewujudkan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan seperti yang diimpikan dan diinginkan oleh murid.

Modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalam tayangan video

Cetak tulisan memakai kertas
Tidak lupa memakai tinta warna
Pengembangan sekolah perlu berbasis komunitas
Agar hasilnya menjadi sempurna

Demikianlah hasil analisis menonton video praktik baik yang diberikan dalam demonstrasi kontekstual.

SALAM DAN BAHAGIA

Kamis, 16 Februari 2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN SEKOLAH

 

OLEH

ANJASMORO

CGP ANGKATAN 6 KABUPATEN BENGKULU TENGAH

FASILITATOR : Hj. UCU JULAEHA, M.Pd.

PENGAJAR PRAKTIK : MULIA TRISKA PUTRI, M.Pd.

 

 

1.      Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid.Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani. Artinya dari belakang hendaknya memberikan dukungan. Intinya kita sebagai seorang guru harus bia memberikan dukungan, arahan dan bimbingan kepada para siswa. Guru bertugas menyemangati siswa.

Sebagai seorang guru dalam mendukung kreatifitas siswa serta menggali potensinya kita harus mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan berlandaskan kepada 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 tahap pengambilan keputusan agar mereka meraih merdeka belajar untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.

2.   Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya.Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.

Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.

Prinsip – prinsip yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusn yaitu :

a.       Berpikir berbasis hasil akhir ( End based thinking)

b.      Berpikir berbasis peraturan ( Rule based thinking)

c.       Berpikir berbasis rasa perduli (Care based thinking)

Dalam setiap pengambilan keputusan yang kita ambil aka nada konsekuensi yang mengikuti serta keputusan berdasarkan nilai kebajikan universal yang berpihak kepada siswa.

3.      Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar.Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan mengingat tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. TIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini.TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will.

Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini,

Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,

Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.

Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.TIRTA akronim dari :

: Tujuan

: Identifikasi

: Rencana aksi

TA: Tanggung jawab

4.    Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik.Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.

 

5.    Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi.Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kaca mata dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.

6.    Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

7.    Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Jawaban saya yaitu iya, kesulitan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun.Diantaranya adalah sistem yang kadang jika memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid.Yang kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan Bersama. Yang ketiga keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

 

8.    Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya.

 

9.    Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

10.  Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah :

Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.

Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

Rafflesia mekar di Bengkulu Tengah

Warnanya merah indah berpadu

Ayolah kawan jangan lengah

Tetap jadi guru yang mampu diguru dan ditiru

 

Salam dan Bahagia

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Grocery Coupons