Dalam hidup kita sering kali menjadi pendengar dan penasehat. Saat teman sedang bersedih dan bercerita pada kita, pasti kita sering bilang “jangan sedih, semua pasti ada hikmahnya”. Saat teman bilang “saya harus bagaimana bersikap ya?”. Kita pasti kebanyakan akan bilang sebaiknya kamu begini,sebaiknya kamu begitu. Itu adalah hal yang umum kita lakukan.
Ternyata eh ternyata, nasehat adalah makhluk yang unik. Ia punya karakter yang sangat khas. Ia bisa kita rancang sesuai dengan kondisi yang seang kita hadapi. Seperti hal yang sudah saya tuliskan di atas, saat teman bersedih, kebanyakan kita akan merancang nasehat berupa kata-kata dan kalimat yang kita upayakan dapat menghibur dan menenangkan. Saat teman menghadapi musibah, tentu kita merancang sebuah nasehat berupa kalimat yang membuat orang dapat bersabar. Ini adalah rancangan umum yang kita buat untuk orang lain. Ini adalah desain yang bagus untuk orang yang sedang kita nasehati.
Yang jadi pertanyaan, apakah nasehat itu juga bagus untuk kita?kalau iya kapan waktunya? Kapan nasehat kita, yang kita berikan untuk orang lain, bagus untuk diri kita. Atau boleh kita bilang, kapan saatnya menasehati diri sendiri? Inilah kekhasan karakter nasehat. Ia baru terasa bagus bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk kita, saat kita merasakan ujian yang sama. Saat kita menasehati orang lain bersabar atas kesedihan, maka alamatkanlah nasehat yang sama untuk diri sendiri ketika mengalami hal yang sama.
Sabtu, 14 Mei 2011
Kapankah saatnya menasehati diri sendiri?
00.17
anjas bee
No comments
0 komentar:
Posting Komentar