Oleh :
Anjasmoro
CGP Angkatan 6 Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi
Bengkulu
Di bawah bimbingan :
Fasilitator : Hj. Ucu Julaeha, M.Pd.
Pengajar Praktik : Mulia Triska Putri, S.Pd., M.Pd..
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru
yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran Berdiferensiasi dapat
dilakukan di kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Merumuskan tujuan pembelajaran
- Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil murid.
- Menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif
- Melakukan penilaian yang berkelanjutan / on going assessment
- Melakukan diferensiasi konten, produk, dan proses
Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan
membantu mencapai hasil belajar yang masksimal karena pembelajaran
berdiferensiasi berpihak pada murid, menciptakan lingkungan belajar yang
positif, kolaboratif dan saling menghargai, serta adanya strategi pembelajaran
didasari oleh kebutuhan murid meliputi kesiapan belajar, minat, dan profil
belajar murid.
Untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi guru terlebih dahulu harus
mengidentifikasi kebutuhan murid yang terkait dengan kesiapan belajar murid
(lambat-cepat, konkret – abstrak, mandiri - bantuan, minat murid, profil
belajar murid yang meliputi gaya belajar, latar belakang, dan kecerdasan).
Kesiapan belajar murid atau readiness
adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru diibaratkan seperti “The Equalizer” dari yang bersifat
mendasar menuju bersifat transformatif, konkret ke abstrak, sederhana ke
kompleks, terstruktur ke terbuka (open-ended),
tergantung ke mandiri, dan lambat menjadi cepat.
Sedangkan dalam minat belajar, hal yang dapat dilakukan antara lain :
“Cocokkan” yaitu mencari kecocokan antara minat murid dengan tujuan
pembelajaran, “Koneksikan” berarti menunjukkan koneksi antar materi
pembelajaran, “Jembatani” yaitu menjembatani pengetahuan awal dengan
pengetahuan baru, dan “Memotivasi” yang memungkinkan tumbuhnya motivasi murid
untuk belajar.
Dalam profil belajar murid maka guru perlu mengidentifikasi lingkungan
belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah
cahaya, kemudian pengaruh budaya dari santai menjadi terstruktur, pendiam ke
ekspresif, personal ke impersonal, gaya belajar murid juga dengan mengidentifikasi
yaitu bisa visual (belajar dengan melihat), auditori (belajar dengan
mendengarkan), kinestetik (belajar sambil melakukan), kecerdasan majemuk (multiple intelegences), visual ke
spasial, musical bodily kinestetik, logic matematika.
Ada tiga strategi dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu :
1. Diferensiasi Konten
Adalah
mendiferensiasikan materi pembelajaran kepada murid berdasarkan kebutuhan,
dilihat dari kesiapan belajar murid secara konkret – abstrak, minat belajar
murid dengan mempersiapkan topik atau materi sesuai minat siswa, profil belajar
siswa sesuai gaya belajar, audio, visual, atau kinestetik.
2. Diferensiasi Proses
Adalah usaha
untuk membantu murid memahami materi pembelajaran dengan memberi beberapa
kegiatan atau scaffolding sesuai dengan
kebutuhan murid.
3. Diferensiasi Produk
Produk berupa
tagihan atau hasil yang diharapkan dari murid setelah proses pembelajaran, baik
berupa hasil tes, presentasi atau diskusi, pertunjukkan, pidato, diagram dan
lainnya yang mencerminkan pemahaman murid dari tujuan yang diharapkan dalam
pembelajaran.
Kaitan Antar Materi Dengan Modul
Sebelumnya
Filosofi
pemikiran
KHD mengungkapkan bahwa pendidikan adalah menuntun murid sesuai kodrat alam dan
zaman dengan berpihak pada murid sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi
murid. Hal ini sangat berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang
bertujuan memberikan pembelajaran kepada murid dengan cara memetakan kebutuhan
murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak.
Kaitan dengan Nilai dan peran Guru penggerak bahwa pembelajaran
berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar apabila guru penggerak telah
memiliki nilai guru penggerak dan menerapkan peran guru penggerak. Nilai guru
penggerak meliputi : mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berpihak pada
murid. Dan peran guru penggerak meliputi menjadi pemimpin pembelajaran,
menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong
kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Kaitan dengan visi guru penggerak, seorang guru penggerak tentunya
memiliki visi untuk mewujudkan murid yang merdeka belajar dan memiliki profil
pelajar Pancasila. Pembelajaran yang berpihak pada murid selaras dengan
pembelajaran berdiferensiasi yang menyesuaikan
kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar
murid. Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi guru penggerak harus
mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah
sehingga mampu mendukung terwujudnya visi dan mendukung perkembangan murid
berdasarkan pemetaan kebutuhan murid.
Kaitan dengan Budaya Positif, Budaya positif adalah perwujudan dari
nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Lingkungan
belajar yang mendukung pembelajaran diferensiasi dibangun dengan menerapkan
budaya positif. Jadi jelas bahwa ada koneksi antara pembelajaran
berdiferensiasi dengan budaya positif yang berlaku di sekolah.
SALAM DAN BAHAGIA
0 komentar:
Posting Komentar