Oleh
ANJASMORO
SMAN 5 Bengkulu Tengah
CGP Angkatan 6 Kabupaten Bengkulu Tengah
“Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika
anda bertanya kepada orangorang kreatif bagaimana mereka melakukans sesuatu,
mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya,
mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah
beberapa saat. Karena itu mereka mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki
dan mensintesis hal-hal baru”
-Steve Jobs-
Bagaimana
perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
Materi dalam Modul 3.3 ''Pengelolaan Program yang Berdampak Pada
Murid'' memberikan kesan tersendiri bagi saya, karena dalam materi ini
memberikan pengalaman baru mengenai bagaimana membuat program yang mendorong
suara/pilihan dan kepemimpinan murid / student agency yang berdampak positif
bagi murid, serta membentuk karakter murid yang berkesesuaian dengan profil
pelajar pancasila. Benang merah yang dapat ditarik dari keterkaitan
antar materi yang diberikan dalam modul 3.3 adalah bahwa dalam merencanakan
suatu program sekolah yang berdampak pada murid, hendaknya tujuan program
tersebut mengandung unsur-unsur tahapan 5D/ BAGJA (Buat pertanyaan,
Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi) dan
menggunakan strategi MELR (Monitoring, Evaluation, Learning
and Reporting)
serta Manajemen Resiko. Keterlaksanaan dan
kesuksesan tujuan program sekolah tentunya dipengaruhi oleh berbagai aspek
misalnya sumber daya sekolah itu sendiri. Untuk itu, penting dilakukan pemetaan
sumber daya atau identifikasi terhadap aset/ modal yang dimiliki oleh sekolah seperti
modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/ alam, modal
finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Sekolah dapat mengefektifkan
potensi sumber daya, aset/ modal tersebut sebagai kekuatan dalam pengembangan
sekolah melalui program yang berdampak pada murid. Murid adalah sosok merdeka
belajar sehingga harus diberikan kebebasan dalam berfikir, berkreasi dan
berinovasi tanpa adanya tekanan.
Konsep BAGJA hadir
sebagai model manajemen perubahan yang membantu mewujudkan murid merdeka belajar
di sekolah. Konsep ini juga dikenal dengan strategi 5D yaitu Define,
Discovery, Dream, Design and Destiny. Define diartikan
pentingnya menentukan suatu arah dan tujuan dari program yang akan
dilaksanakan. Hal ini dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan utama yang
dibuat untuk mengarahkan kepada penelusuran hal-hal yang akan dilakukan. Discovery diartikan
sebagai cara untuk menemukan potensi terbaik yang dimiliki atau dikenal dengan
tahap pencarian jati diri. Dapat dilakukan dengan mengambil pelajaran pada
peristiwa yang terjadi sebelumnya. Dream diartikan
dengan harapan, mimpi dan segala hal yang mungkin menjadi cita-cita bersama
melalui program yang direncanakan. Tentunya mimpi ini dapat dicapai jika ada
kolaborasi dan dukungan dari seluruh warga sekolah serta stakeholder yang ada. Design merupakan
rancangan langkah strategi untuk melaksanakan program. Strategi yang efektif
diperlukan untuk mencapai visi misi. Hal ini dapat dikembangkan ke hal-hal
positif yang menjadikan murid merasa aman, nyaman dan bahagia. Sehingga,
diperlukan Destiny atau
cara membangun budaya melalui inovasi pembelajaran dan kreativitas yang tinggi
dalam model pembelajaran.
Dalam melaksanakan program sesuai strategi yang
telah direncanakan, tentunya tidak menutup kemungkinan ada hal-hal yang dapat
menjadi kendala atau hambatan di luar dari yang direncanakan. Untuk itu,
sebagai pemimpin pembelajaran perlu melakukan kegiatan monitoring,
evaluasi (sebagai bentuk penilaian retrospektif dan wujud refleksi program yang
berdampak pada murid), pembelajaran dan laporan program atau disingkat
dengan MELR serta memperhatikan manajemen
resiko untuk meminimalisir resiko atau hal-hal yang diluar
rencana.
Apa
intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?
Kepemimpinan murid/student agency merupakan
kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat
pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan
rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar,
mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan
nyata sebagai hasil proses belajarnya. Kegiatan murid pada saat menjadi
pemimpin dalam proses pembelajaran mereka (Agency), sebenarnya pada proses
tersebut mereka (murid) memilki suara (voice), pilihan (choice), dan
kepemimpinan (ownership)
Suara (voice) merupakan gagasan, pandangan,
keinginan, kebutuhan yang diekspresikan melalui partisipasi aktif mereka
dikelas, sekolah, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses
pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya.
Pilihan (choice) merupakan kesempatan yang
diberikan kepada murid untuk memilih cara dan proses mereka belajar, serta
bagaimana mereka akan menunjukan pemahaman mereka.
Kepemimpinan (ownership) merupakan pada saat murid
terhubung secara fisik, kognitif, atau sosial emosional dengan apa yang sedang
dipelajari, terlibat aktif dan menunjukan minat dalam proses belajarnya,
sehingga mereka (murid) merasa memilki proses belajarnya.
Sedangkan tugas kita sebagai pendidik, sebenarnya
hanya menyediakan dan memfasilitasi lingkungan yang dapat menumbuhkan
kemimpinan murid untuk menuangkan ide-ide dan gagasannya dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan
kemandirian murid, sehingga pada proses tersebut murid memilki suara, pilihan
dan kepemilikan dalam proses apa yang mereka pikirkan dan bagaimana cara
melaksanakannya serta mereflesikan setiap tindakan yang mereka lakukan.
Apa
keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul
sebelumnya?
Modul
1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Dapat disimpulkan bahwa sebagai pemmimpin
pembelajaran hendaknya Pengelolaan Program Sekolah harus berdampak positif bagi
murid, hal ini bertujuan untuk merawat dan menuntun tumbuh kembang murid sesuai
dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.
Modul
1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Dalam mengaplikasikan program sekolah yang
berdampak bagi murid, guru penggerak memilki peran yang sangat penting untuk
dapat tergerak, bergerak dan menggerakan dan berpartisipasi aktif dalam
organiasai profesi, dan komunitas sekolah untuk menunjang terlaksananya program
sekolah yang berdampak positif pada murid.
Modul
1.3 Visi Guru Penggerak
Untuk mewujdukan pengelolaan program yang
berdampak pada murid, hendaknya selaras dengan visi guru penggerak yaitu,
bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan
menjalankan renacana program sekolah melalui dukungan pemangku kepentingan
dalam mendukung eskositem pada proses pembelejaran yang berpihak pada murid.
Modul
1.4 Budaya Positif
Pengelolaan program yang berdampak pada murid
diharapkan dapat memberikan dampak positif, dengan terwujudnya budaya positif
berkelanjutan dilingkungan sekolah, sehingga pembelajaran selaras dengan tujuan
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.
Modul
2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam mengelola program yang berdampak pada murid,
sudah seharusnya program tersebut dapat memenuhi kebutuhan murid yang memilki
karakteristik yang berbeda-beda, dengan memberdayakan murid sebagai
pribadi unik yang memiliki bakat dan potensi yang berbeda maka dalam
pembelajaran diterapkan diferensiasi, sehingga kebutuhan murid berdasarkan
kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid dapat terepenuhi
dengan baik.
Modul
2.2 Pembelajaran Sosial Emosional
Untuk merencanakan program yang berdapak pada
murid, perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional pada
proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran penuh
(mindfullness) murid, sehingga pada saat mengimplemtasikan program sekolah
murid dapat memilki rasa empati,ketenangan, termotivasi, dan memilki sikap
tanggung jawab.
Modul
2.3 Coaching sebagai Supervisi
Sedangkan, pendidikan pengembangan karakter
positif pada murid, dapat dikembangkan melalui proses coaching, hal ini
dilakukan sebagai langkah untuk menggali potensi dan melajitkan kinerja murid
untuk dapat menemukan solusi atas permaslahan yang dihadapi pada saat
menjalankan program yang berdampak positif bagi murid, maka dari itu sikap
kreatif, inovatif dan sikap kritis murid sanat diperlukan untuk terciptanya
murid yang merdeka dalam proses belajarnya.
Modul
3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
Pemimpin pembelajaran merupakan orang-orang yang
mau melakukan perubahan ke arah yang positif dan senang berkolaborasi, sehingga
pada prosesnya sebagai pemimpin pembeajaran akan mendapatan
permaslahan-permalsahan seperti dilema etika maupun bujukan moral, maka agar
pada saat megambil keputusannya dapat bermanfaat bagi orang sekitar, perlu
memperhatikan 3 prisnip berpfikir, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan
melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran.
Modul
3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Pengelolaan sumber daya yang berdampak pada murid,
hendaknya memperhatikan modal aset yang dimiliki oleh sekolah melalui pemetaan
modal aset seperti modal modal manusia, modal fisik, modal sosial, modal
finansial, modal politik, modal lingkungan/ alam, serta modal agama dan budaya.
Sehingga pemanfaatan sumber daya menjadi prioritas seluruh warga sekolah untuk
mewujdukan prorgam pengelolaan yang berdampak pada murid.
Dengan memperhatikan keterakitan seluruh materi
modul 3.3 dengan modul sebelumnya.
Dapat disimpulkan bawha pada pengelolaan program
sekolah harus berdampak positif bagi murid melalui perencanaan yang matang
dalam memetakan sumber daya yang ada disekolah sebelum mengambil sebuah
keputusan secara bersama-sama mengenai program yang berdampak bagi murid.
Melalui program sekolah yang berdampak positif pada murid tentunya memberdayakan
siswa sebagai pribadi unik yang memiliki karakteristik dan bakat, serta potensi
yang berbeda-beda, sehingga dalam proses pembelajaran dapat diterapkan
pembelajaran yang berdiferensiasi. Hal ini dengan tujuan menciptakan
pembelajaran yang selaras dengan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Sedangkan nilai dan peran guru penggerak untuk melaksanakan visi membangun
budaya positif yang berkelanjutan di sekolah, dan untuk pengembangan karakter
positif bagi murid, maka pembelajaran soisal emosional dan coaching dapat
diterpkan sehingga dapat melahirkan profil pelajar Pancasila yang berbudaya
positif.
Setelah
melihat keterkaitanantara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah
perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana
seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak
positif pada murid?
Menurut saya, program atau kegiatan sekolah pada
pengelolaan program tersebut melalui perencanaan yang matang dan
diselenggarakan berdasarkan kebutuhan murid sesuai karakteristik lingkungan
melalui memetakan sumber daya (modal aset) sebagai kekuatan atau potensi.
Perencanaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan langkah BAGJA (B-uat pertanyaan,
A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, j-abarkan rencana, dan A-tur eksekusi), sehingga
program-program tersebut dapat menumbuhkan kepimpinan murid yang akan
dikembangkan, dan melibatkan murid dalam mendorong suara, pilihan dan
kepimpinannya untuk mencapai sebuah kesepakatan.
SALAM DAN BAHAGIA
GURU PENGGERAK : TERGERAK, BERGERAK DAN
MENGGERAKKAN