Selamat Datang di Personal Weblog anjas-bee dan Terima Kasih Atas Kunjungannya

Jumat, 02 Desember 2022

RINGKASAN SUB PEMBELAJARAN 2.4: SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PARADIGMA BERPIKIR COACHING

Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas. Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni pembelajaran yang berpihak pada anak. Karenanya kegiatan supervisi akademik hanya memiliki sebuah tujuan yakni pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, 2007, Daresh, 2001).

Penilaian proses pembelajaran selain dilaksanakan oleh pendidik dapat dilaksanakan oleh:

a. sesama pendidik;

b. kepala Satuan Pendidikan;

c. Peserta Didik.

 

Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama yang menjadi landasan kita menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu.

Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir Coachng meliputi:

1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru

2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu

3. Terencana

4. Reflektif

5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati

6. Berkesinambungan

7. Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik.

 

Pada umumnya pelaksanaan supervisi akademik didasarkan pada kebutuhan dan tujuan sekolah dan dilaksanakan dalam tiga tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan supervisi, dan tindak lanjut.

Salah satu bagian dalam tahapan pelaksanaan supervisi akademik adalah observasi pembelajaran di kelas atau yang biasanya kita sebut sebagai supervisi klinis. Morris Cogan dari Harvard University. Dalam buku Supervision for a Better School, Lovell (1980) mendefinisikan supervisi klinis sebagai rangkaian kegiatan berpikir dan kegiatan praktik yang dirancang oleh guru dan supervisor dalam rangka meningkatkan performa pembelajaran guru di kelas dengan mengambil data dari peristiwa yang terjadi, menganalisis data yang didapat, merancang strategi untuk meningkatkan hasil belajar murid dengan terlebih dulu meningkatkan performa guru di kelas. Sebuah kegiatan supervisi klinis bercirikan:

1.     Interaksi yang bersifat kemitraan

2.     Sasaran supervisi berpusat pada strategi pembelajaran atau aspek pengajaran yang hendak dikembangkan oleh guru dan disepakati bersama antara guru dan supervisor

3.      Siklus supervisi klinis: pra-observasi, observasi kelas, dan pasca-observasi

4.      Instrumen observasi disesuaikan dengan kebutuhan

5.     Objektivitas dalam data observasi, analisis dan umpan balik

6.     Analisis dan interpretasi data observasi dilakukan bersama-sama melalui percakapan guru dan supervisor

7.      Menghasilkan rencana perbaikan pengembangan diri

8.     Merupakan kegiatan yang berkelanjutan.

Siklus dalam supervisi klinis pada umumnya meliputi 3 tahap yakni Pra- observasi, Observasi dan Pasca-observasi.

Seorang Kepala Sekolah dapat menjadi seorang evaluator, fasilitator, coach, konsultan atau trainer sesuai dengan peran yang dibutuhkan saat itu. Kepala Sekolah perlu menginformasikan kepada coachee mengenai peran apa yang sedang dilakukan saat itu.

Percakapan-percakapan coaching membantu para guru berpikir lebih dalam (metakognisi) dalam menggali potensi yang ada dalam diri dan komunitas sekolahnya sekaligus menghadirkan motivasi internal sebagai individu pembelajar yang berkelanjutan yang akan diwujudnyatakan dalam buah pikir dan aksi nyata demi tercapainya pembelajaran yang berpihak pada murid.

 DAFTAR PUSTAKA


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Grocery Coupons